Peneliti Menunjuk Lokasi – Ada banyak misteri dari masa lalu yang belum terungkap, salah satunya adalah fakta bahwa Indonesia ternyata memiliki wilayah yang disebut-sebut sebagai ‘dunia hilang’. Wilayah ini tidak lain adalah Pulau Sumba, yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Pulau Sumba digambarkan sebagai ‘dunia hilang’ karena merupakan rumah bagi berbagai hewan unik yang sebagian besar telah punah atau tidak ditemukan di tempat lain. Para ilmuwan menyebut bahwa kondisi geologi dan lingkungan Sumba yang berbeda telah menciptakan ekosistem yang menjadi tempat bagi banyak spesies langka dan eksotis. Ini menjadikan Sumba sebagai salah satu wilayah yang sangat menarik bagi penelitian tentang keanekaragaman hayati dan evolusi di Indonesia.
Fauna Langka di ‘Dunia Hilang’ Sumba
Pulau Sumba pernah menjadi rumah bagi berbagai spesies hewan langka yang kini sebagian besar telah punah. Di antaranya adalah gajah mini, spesies tikus, kadal raksasa, hingga komodo. Fakta menarik ini diungkapkan oleh para ilmuwan dalam sebuah jurnal berjudul “Proceedings of the Royal Society B“.
Dalam laporan tersebut, para ilmuwan merujuk pada penemuan fosil-fosil hewan yang menunjukkan keberadaan beragam spesies tersebut di Sumba sekitar 12.000 tahun yang lalu, sebagaimana dikutip dari Mongabay, Sabtu (19/10/2024). Fosil-fosil ini memberikan gambaran mengenai fauna yang pernah menghuni pulau yang kini merupakan bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur tersebut.
Yang lebih menarik lagi, laporan itu mendapati temuan penting yang menunjukkan kemungkinan bahwa hewan-hewan langka ini awalnya hidup di wilayah Sumba sebelum akhirnya bermigrasi atau menyebar ke pulau-pulau lain. Salah satu buktinya adalah penemuan fosil komodo di Sumba. Saat ini, komodo hanya dapat ditemukan di Pulau Komodo dan Flores, namun temuan fosil di Sumba menunjukkan kemungkinan bahwa reptil ikonik tersebut mungkin awalnya berasal dari Sumba.
Temuan ini memancing asumsi bahwa hewan-hewan yang kini langka, seperti komodo, sebenarnya memiliki sejarah panjang di Sumba sebelum akhirnya berkembang di pulau-pulau lain di Indonesia. Fakta ini membuka pandangan baru mengenai keanekaragaman hayati Indonesia di masa lalu dan menyiratkan bahwa Sumba adalah salah satu pusat penting bagi spesies-spesies unik yang sekarang menjadi bagian dari keajaiban alam Indonesia.
Ekspedisi Wallacea dan Penemuan Fosil Hewan Punah di Sumba
Ekspedisi untuk meneliti fosil-fosil hewan yang kini telah punah di Sumba berlangsung dari tahun 2011 hingga 2014. Tim peneliti dalam ekspedisi ini berasal dari Zoological Society of London (ZSL), yang melakukan koleksi fosil di Pulau Sumba. Penelitian ini merupakan bagian dari upaya memahami sejarah fauna di wilayah yang dulu dinamai “Wallacea.”
Wallacea adalah nama yang diberikan untuk area yang menjadi fokus penelitian biogeografi oleh biologis Alfred Russel Wallace pada abad ke-19. Wallace adalah salah satu ilmuwan yang pertama kali memberikan batasan wilayah di Indonesia berdasarkan penyebaran spesies hewan. Wilayah Wallacea mencakup pulau-pulau seperti Sumba, Sulawesi, Lombok, Flores, Halmahera, Buru, dan Seram. Wilayah ini menjadi jembatan antara fauna Asia dan Australia, menjadikannya kawasan dengan keanekaragaman hayati yang unik dan menarik bagi peneliti.
Wallacea kembali mendulang popularitas pada tahun 2004, ketika kelompok arkeologi menemukan fosil makhluk punah yang dinamai “hobbit” atau Homo Floresiensis di Flores, bagian utara dari Sumba. Penemuan ini menjadi sorotan dunia karena menggambarkan keberadaan spesies manusia purba yang lebih kecil dengan keunikan tersendiri. Keberadaan makhluk seperti Homo Floresiensis dan berbagai fosil hewan langka di Sumba menunjukkan betapa kaya dan misteriusnya ekosistem Wallacea pada masa lalu.
Riset Terbatas tentang Pulau Sumba: Harapan Ilmuwan untuk Penelitian Lebih Lanjut
Hingga kini, riset mengenai Pulau Sumba masih sangat jarang dilakukan. Survei tentang fosil dan kehidupan liar di pulau tersebut belum banyak dilakukan, mengingat Sumba merupakan salah satu dari sekian banyak pulau di Indonesia yang memiliki potensi besar dalam hal keanekaragaman hayati dan sejarah paleontologis.
Samuel Turvey, anggota tim peneliti dari Zoological Society of London (ZSL), mengungkapkan, “Mungkin karena terlalu banyak pulau di Indonesia untuk dipelajari. Masih jarang biologis atau paleontologis yang fokus pada wilayah beragam di Indonesia.” Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas yang luar biasa, banyak wilayah yang belum mendapat perhatian cukup dalam penelitian ilmiah.
Para ilmuwan berharap penelitian lebih lanjut dapat dilakukan di Sumba untuk mendapatkan lebih banyak pencerahan mengenai evolusi spesies di area tersebut. Potensi besar yang dimiliki Sumba dalam mengungkap sejarah fauna dan ekosistem Wallacea diharapkan dapat lebih banyak diungkap di masa depan melalui ekspedisi dan riset yang lebih mendalam.
Penemuan di Sumba: Membuka Wawasan tentang ‘Dunia yang Hilang’
“Penemuan di area ini bisa membuka wawasan yang menakjubkan soal dunia yang hilang. Ada banyak hewan yang berevolusi di kepulauan Wallacea yang terisolasi namun kemudian punah seiring munculnya peradaban manusia modern,” jelas Samuel Turvey. Pernyataan ini menunjukkan betapa pentingnya wilayah Wallacea, termasuk Sumba, dalam memberikan pemahaman tentang evolusi spesies dan sejarah fauna yang unik.
Dengan potensi yang dimiliki Sumba sebagai ‘dunia yang hilang’, penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap lebih banyak misteri terkait spesies-spesies yang pernah hidup di sana dan bagaimana peradaban manusia memengaruhi ekosistem tersebut.
Nah, itulah informasi mengenai ‘dunia hilang’ yang disebut-sebut ada di Sumba, pulau penuh pesona yang kini juga menjadi salah satu kekuatan pariwisata di Indonesia. Semoga informasi ini bermanfaat dan menambah wawasan Anda tentang kekayaan alam dan sejarah Indonesia!
Baca juga artikel kesehatan lainnya.