Pada hari Jumat, 17 Oktober 2025, terjadi pergerakan signifikan dalam dunia investasi, di mana investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) meskipun di tengah tren koreksi pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Lonjakan ini dipicu oleh transaksi besar pada dua saham yang mencuri perhatian pasar.
Data verifikasi menunjukkan bahwa total pembelian bersih investor asing di seluruh pasar mencapai Rp 3,04 triliun. Sebagian besar transaksi, sekitar Rp 3,34 triliun, terjadi di pasar negosiasi, sedangkan pasar reguler justru mencetak penjualan bersih sebesar Rp 304,03 miliar.
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menjadi aktor penting dalam perdagangan hari ini dengan transaksi besar yang terjadi pada sesi pertama. Sebanyak 70.539.100 saham telah beralih tangan dengan nilai rata-rata transaksi mencapai Rp 7.570, yang menghasilkan total nilai transaksi sekitar Rp 534 miliar.
Pergerakan Luar Biasa di Pasar Negosiasi Saham
Pada sesi kedua, PT Capital Finance Indonesia Tbk (CASA) terlihat menonjol dengan perdagangan yang mencolok. Transaksi sebanyak 2,67 miliar saham berlangsung melalui pasar negosiasi, dengan nilai transaksi yang mencapai Rp 2,8 triliun pada harga rata-rata 1.049.
Pacific Sekuritas Indonesia tercatat sebagai sekuritas yang memfasilitasi transaksi besar tersebut, mengindikasikan kepercayaan pasar terhadap saham CASA. Pemegang manfaat akhir dari saham ini adalah Danny Nogroho, yang menguasai 36,53 miliar saham atau 67,06% per 30 September 2025.
Saham CASA terkenal sebagai entitas penting dalam sektor jasa keuangan, yang juga berfungsi sebagai induk dari berbagai perusahaan finansial. Di antara anak perusahaannya, terdapat PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA), di mana CASA mengendalikan 64,7% saham per 30 September 2025.
Performa IHSG dan Dampak Pada Kapitalisasi Pasar
Meski investor asing mencatatkan net buy yang signifikan, IHSG justru mengalami penurunan drastis. Indeks turun sebesar 209,1 poin atau 2,57% menjadi 7.915,66, dengan mayoritas saham berakhir di zona merah. Trend ini menunjukkan adanya ketidakpastian di pasar finansial saat ini.
Dalam perdagangan hari itu, tercatat sebanyak 617 saham mengalami penurunan harga, 204 saham tidak bergerak, sementara hanya 135 saham yang berhasil membukukan kenaikan. Nilai transaksi keseluruhan juga menunjukkan aktivitas yang tinggi, mencapai Rp 27,95 triliun dengan lebih dari 39,2 miliar saham yang diperdagangkan dalam 2,66 juta kali transaksi.
Kapitalisasi pasar pun mengalami kemerosotan, jatuh menjadi Rp 14.746 triliun. Ini menunjukkan bahwa dalam waktu satu pekan, total dana sebesar Rp 814 triliun telah menguap dari pasar saham, yang tentunya menjadi perhatian serius bagi investor dan analis pasar.
Analisis Pasar dan Prospek ke Depan
Kondisi pasar ini memberikan gambaran yang kompleks bagi para investor. Di satu sisi, investor asing menunjukkan minat yang besar terhadap beberapa saham melalui pembelian bersih, namun di sisi lain, koreksi IHSG menunjukkan ketidakpastian yang dapat mengancam stabilitas pasar. Oleh karena itu, penting bagi investor untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham.
Keterlibatan investor asing yang cukup besar mungkin menjadi sinyal positif bagi prospek jangka panjang pasar saham Indonesia. Namun, kondisi pasar yang volatile memerlukan strategi yang matang untuk menghindari risiko yang berlebihan. Analisis yang mendalam dan pemantauan kondisi ekonomi menjadi sangat krusial pada saat seperti ini.
Melihat tren pasar global serta potensi domestik, investor perlu berhati-hati dalam pengambilan keputusan investasi. Menyusuri perkembangan di sektor-sektor kunci dan menjaga diversifikasi portofolio bisa menjadi langkah yang bijak untuk menghadapi kondisi pasar yang tidak pasti ini.