Saham gorengan menjadi istilah yang tidak asing dalam dunia investasi di Indonesia. Istilah ini merujuk pada saham yang mengalami lonjakan harga yang tidak wajar, sering kali disebabkan oleh manipulasi pasar. Fenomena ini menunjukkan bahwa harga saham tersebut tidak mencerminkan fundamental atau kesehatan perusahaan yang menerbitkannya.
Bagi trader yang berpengalaman, saham gorengan mungkin memberikan peluang keuntungan dalam waktu singkat. Namun, bagi investor ritel yang baru terjun ke pasar, mereka dapat dengan mudah terjebak dan mengalami kerugian signifikan akibat tindakan spekulatif ini.
Kasus korupsi di perusahaan-perusahaan besar di Indonesia, seperti PT Asabri (Persero) dan PT Asuransi Jiwasraya (Persero), terbukti merupakan hasil dari praktik manipulasi dalam perdagangan saham. Dengan memahami ciri-ciri saham gorengan, investor memiliki kesempatan lebih baik untuk melindungi diri dari risiko tersebut.
Ciri-Ciri Utama Saham Gorengan yang Perlu Diketahui
Di antara ciri-ciri utama saham gorengan adalah masuknya saham tersebut ke dalam daftar unusual market activity (UMA). Ketika saham terdeteksi mengalami kenaikan harga yang ekstrem dalam waktu singkat, Bursa Efek Indonesia akan melakukan pengawasan lebih ketat.
Harga yang dianggap ekstrem biasanya adalah lonjakan lebih dari 20% dalam sehari, yang kemudian dapat menyebabkan penghentian sementara perdagangan saham tersebut. Hal ini menjadi sinyal peringatan bagi trader dan investor agar lebih hati-hati memperhatikan pergerakan saham
Selanjutnya, volume dan nilai transaksi harian yang tinggi juga menjadi indikator penting. Dalam banyak kasus, saham gorengan memiliki kapitalisasi pasar yang kecil, tetapi bisa mengalami lonjakan volume transaksi yang tinggi, mirip dengan saham unggulan. Ini menunjukkan adanya minat spekulatif yang tidak biasa terhadap saham tersebut.
Analisis Bid dan Offer Saham Gorengan yang Harus Diperhatikan
Kondisi bid dan offer juga penting dalam mengidentifikasi saham gorengan. Bid merupakan antrian beli saham pada harga tertentu, sementara offer adalah antrian jual. Saham gorengan biasanya ditransaksikan dalam jumlah yang besar tetapi dengan bid dan offer yang tipis.
Pada saham jenis ini, sering kali hanya terdapat sedikit lot yang tersedia di tiap harga antrian, hal ini memudahkan bandar untuk mengendalikan pergerakan harga. Dengan begitu, harga saham dapat dengan cepat naik meskipun tidak ada fundamental yang mendasarinya.
Kinerja keuangan perusahaan yang tidak selaras dengan kenaikan harga juga menjadi tanda lain. Saham yang harganya melonjak tinggi sering kali tidak didukung oleh laporan keuangan yang memadai atau perkembangan internal perusahaan, sehingga investor harus semakin berhati-hati.
Valuasi yang Tidak Rasional dan Keberlanjutan Saham Gorengan
Saham gorengan sering kali menawarkan valuasi yang tidak realistis, dengan rasio keuangan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan sejenis. Salah satu indikator utama yang biasanya dipakai adalah rasio harga saham per nilai buku (price to book value, P/BV).
Jika P/BV sebuah saham jauh lebih tinggi dibandingkan rerata industri, hal ini bisa menjadi pertanda bahwa saham tersebut terlalu mahal. Saham dengan P/BV 20 kali atau 100 kali dibandingkan dengan rerata industri sebaiknya dijauhi untuk meminimalisir risiko.
Pergerakan harga yang tidak stabil juga menjadi ciri khas dari saham gorengan. Sering kali, saham-saham ini akan menunjukkan fluktuasi harga yang ekstrem, sehingga sulit untuk diterapkan analisis teknikal yang akurat pada mereka.
Pentingnya Pendidikan Investor dalam Menghindari Saham Gorengan
Pendidikan yang lebih baik mengenai investasi sangatlah penting untuk membantu investor memahami risiko yang ada dalam bermain saham. Memahami ciri-ciri saham gorengan dan risiko yang menyertainya dapat membantu investor mengambil keputusan yang lebih baik.
Investor pemula juga dianjurkan untuk tidak terburu-buru dalam masuk ke dalam pasar tanpa pengetahuan yang cukup. Memahami cara kerja pasar dan melatih diri untuk menganalisis laporan keuangan dapat membantu memitigasi risiko kehilangan yang besar.
Jangan pernah ragu untuk berkonsultasi dengan penasihat investasi atau melakukan riset mendalam sebelum memutuskan untuk berinvestasi. Keputusan investasi yang berdasarkan informasi yang jelas dan tepat akan selalu lebih baik daripada keputusan yang diambil berdasarkan emosi atau spekulasi semata.