Menteri Keuangan Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan meningkat dalam waktu dekat. Dengan langkah strategis pemerintah dalam menempatkan dana menganggur di lima bank milik negara, pengaruh positif sudah mulai terasa dalam perekonomian.
Sejak 12 September 2025, pemerintah telah mengalihkan dana sebesar Rp 200 triliun ke Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan Bank Syariah Indonesia. Alokasi dana tersebut tidak hanya bertujuan untuk memacu pertumbuhan kredit, tetapi juga untuk mempercepat peredaran uang di masyarakat.
Purbaya menyatakan, peningkatan kredit di perbankan mulai meningkat, dengan Bank Mandiri mencatat pertumbuhan kredit mencapai 11%. Hal ini menunjukkan bahwa dampak dari penempatan dana tersebut sudah mulai terlihat dalam aktivitas perbankan.
Selain itu, ia juga menyoroti pertumbuhan uang primer yang sangat signifikan, mencapai 13%. Sebelumnya, pertumbuhan ini stagnan di kisaran 0%, sehingga lonjakan ini menjadi indikator positif bagi kondisi perekonomian nasional.
Pentingnya Penempatan Dana di Bank Negara
Penempatan dana oleh pemerintah di bank-bank milik negara ini menjadi salah satu langkah penting dalam memperkuat sistem keuangan nasional. Dengan dana tersebut, bank-bank ini bisa memberikan kredit yang lebih besar kepada masyarakat dan sektor usaha, yang pada gilirannya mendukung pemulihan ekonomi.
Purbaya menegaskan bahwa langkah ini tidak hanya sekedar memberikan likuiditas, namun juga berfungsi untuk mendorong pertumbuhan kredit secara significan. Saat kredit meningkat, maka gelombang pemulihan ekonomi semakin cepat dan luas.
Efek domino dari kebijakan ini juga terlihat dari meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan. Dengan dukungan pemerintah, bank-bank tersebut mampu memberikan pelayanan yang lebih baik dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan nasabah.
Peningkatan Uang Primer Sebagai Indikator Kesehatan Ekonomi
Uang primer atau M0 adjusted yang mencapai Rp 2.152,4 triliun per September 2025 menunjukkan adanya kecepatan dalam sistem moneter. Uang primer ini mencerminkan total uang yang dikeluarkan oleh bank sentral dan berfungsi sebagai fondasi dalam penciptaan uang lain dalam ekonomi.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Ramdan Denny Prakoso, menyatakan bahwa pertumbuhan uang primer menunjukkan angka yang menggembirakan. Dengan pertumbuhan 18,6% (yoy) pada September, ini jauh lebih cepat dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 7,3% (yoy).
Faktor yang memengaruhi pertumbuhan tersebut adalah peningkatan giro bank umum yang sangat signifikan, mencapai 37,0% (yoy). Selain itu, peredaran uang tunai di masyarakat juga meningkat, mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap perekonomian yang sedang berjalan.
Strategi Ekonomi untuk Memperkuat Daya Saing
Dalam upaya untuk memperkuat daya saing ekonomi, pemerintah perlu melanjutkan strategi yang telah diterapkan melalui penempatan dana. Tindakan ini harus disertai dengan kebijakan yang mendukung sektor-sektor penting seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia yang membutuhkan akses keuangan yang lebih baik. Dengan dukungan dari bank-bank yang menerima dana, diharapkan UMKM bisa mendapatkan pinjaman yang lebih mudah dan cepat.
Selanjutnya, kebijakan fiskal dan moneter yang sinergis akan menjadi kunci dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Penempatan dana ini diharapkan bukan hanya sebagai langkah sesaat, tetapi sebagai upaya jangka panjang untuk memulihkan ekonomi dari dampak global.
Mendorong Inovasi melalui Pendanaan yang Tepat
Pemerintah harus memastikan bahwa dana yang dialokasikan tidak hanya tertahan di bank, tetapi juga didorong untuk menopang inovasi. Inovasi ini penting agar perekonomian tidak hanya tumbuh, tetapi juga beradaptasi dengan perkembangan zaman, terutama di era digital.
Pembiayaan terhadap proyek-proyek yang mengutamakan teknologi dan keberlanjutan harus menjadi fokus utama. Dengan memperhatikan tren global dan kebutuhan domestik, ekonomi Indonesia dapat berkembang lebih cepat dan berdaya saing.
Dengan demikian, dalam waktu dekat, kinerja perekonomian diharapkan akan terus meningkat. Keberanian dalam menerapkan kebijakan yang proaktif akan sangat menentukan nasib perekonomian Indonesia ke depan.