PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk telah melakukan restrukturisasi dalam jajaran direksi dan dewan komisarisnya. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung pada Rabu, 15 Oktober 2025, di mana sejumlah perubahan penting diharapkan dapat memperkuat manajemen perusahaan.
Dalam rapat tersebut, pemegang saham mengambil keputusan signifikan dengan mengganti Wamildan Tsani sebagai Direktur Utama. Glenny H. Kairupan, yang sebelumnya menjabat sebagai komisaris, kini menjabat sebagai Direktur Utama yang baru, menggantikan posisi tersebut dengan harapan membawa perubahan positif bagi perusahaan.
Pengangkatan Glenny diiringi oleh keputusan untuk mengangkat Thomas Sugiarto Oentoro sebagai Wakil Direktur Utama. Melalui langkah-langkah ini, diharapkan perusahaan dapat beradaptasi lebih baik terhadap tantangan yang ada di industri penerbangan.
Restrukturisasi Manajemen untuk Memperkuat Kapasitas Perusahaan
Restrukturisasi manajemen ini merupakan bagian dari langkah strategis untuk meningkatkan kapasitas dan efisiensi operasional Garuda Indonesia. Dengan adanya perubahan dalam jajaran direksi, diharapkan perusahaan dapat lebih responsif terhadap dinamika pasar yang terus berubah.
Selain itu, pengangkatan dua direksi baru yang merupakan warga negara asing juga menjadi sorotan. Balagopal Kunduvara dan Neil Raymond Mills ditetapkan sebagai bagian dari tim manajemen baru dalam upaya memberikan perspektif yang lebih global untuk Garuda.
Balagopal, yang sebelumnya menjabat sebagai Divisional Vice President Financial Services di Singapore Airlines, akan mengambil posisi sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko. Pengalaman dan rekam jejaknya di industri ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi perusahaan selama periode transisi ini.
Profil dan Latar Belakang Direksi Baru Garuda Indonesia
Profil direksi baru Garuda Indonesia menunjukkan komitmen perusahaan untuk memasukkan individu dengan latar belakang yang baik dalam posisi kunci. Selain Balagopal, Neil Raymond Mills diangkat sebagai Direktur Transformasi, menambah dinamika baru dalam kepemimpinan perusahaan.
Dalam struktur manajemen terbaru, terdapat juga direksi lainnya yang mencakup Direktur Niaga, Direktur Operasi, dan Direktur Teknik. Masing-masing posisi diisi oleh profesional berpengalaman yang diharapkan dapat mengimplementasikan rencana strategis yang sudah ditetapkan.
Direktur Human Capital & Corporate Service, Eksitarino Irianto, juga menjadi bagian penting dari tim ini untuk memastikan pengelolaan sumber daya manusia yang optimal. Dengan adanya kombinasi pengalaman dan keahlian yang beragam, Garuda Indonesia bertujuan untuk memperkuat posisinya di pasar penerbangan.
Sistem Tata Kelola Perusahaan yang Lebih Kuat
Perubahan ini juga mencerminkan komitmen Garuda Indonesia terhadap penerapan sistem tata kelola perusahaan yang lebih baik. Dengan melibatkan individu dari berbagai latar belakang dan pengalaman, perusahaan dapat memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan yang lebih luas dalam pengambilan keputusan.
Dewan komisaris juga mengalami perubahan dengan pengangkatan Frans Dicky Tamara, untuk mengisi posisi yang kosong setelah restrukturisasi. Dengan keberadaan pengawas yang kompeten, perusahaan diharapkan bisa lebih transparent dan bertanggung jawab dalam menjalankan operasionalnya.
Komisaris Utama yang merangkap Komisaris Independen, Fadjar Prasetyo, diharapkan akan memberikan perspektif berharga untuk mengawasi kebijakan dan kinerja direksi baru. Hal ini penting agar Garuda Indonesia dapat memenuhi ekspektasi stakeholder dan mematuhi regulasi yang berlaku.