Konglomerat Ray Dalio, yang menjabat sebagai Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara, baru-baru ini memperingatkan tentang bahaya yang mengintai ekonomi Amerika Serikat terkait utang yang terus membengkak. Dengan utang nasional yang mencapai lebih dari US$37,86 triliun pada September 2025, situasi ini menjadi perhatian serius bagi kalangan ekonomi global.
Utang besar ini mencerminkan kecenderungan meningkatnya pembelanjaan pemerintah yang tak terjaga, terutama sejak penerapan kebijakan stimulus selama pandemi Covid-19. Ray Dalio mencatat bahwa meskipun utang adalah hal yang biasa, lonjakan ini menunjukkan perlunya perhatian terhadap dampak lebih luas seperti inflasi dan suku bunga yang terus melambung.
Dalam pandangan Dalio, peringatan ini bukan hanya sekadar soal angka utang, tetapi juga implikasi jangka panjang terhadap kinerja ekonomi. Dia menyatakan bahwa jika tidak ditangani dengan serius, Amerika Serikat akan menghadapi ‘serangan jantung’ ekonomi dalam waktu dekat.
Analisis Ray Dalio tentang Utang dan Ekonomi AS
Menurut Dalio, alarm terkait masalah utang ini perlu dipahami dalam konteks yang lebih besar. Dia merujuk pada pengeluaran pemerintah yang bertambah pesat dalam rangka merespons situasi krisis, di mana total utang meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini sangat berbahaya dalam konteks pertumbuhan ekonomi yang stagnan.
Satu aspek yang menjadi perhatian utama adalah kenaikan suku bunga yang ditetapkan oleh Federal Reserve. Kenaikan ini membuat pemerintahan terpaksa meminjam dengan biaya yang lebih tinggi, yang pada gilirannya akan menambah beban utang yang sudah berat.
Di samping itu, defisit nasional AS yang diperkirakan mencapai US$1,97 triliun turut menambah tekanan. Rasio utang terhadap PDB yang mengkhawatirkan menciptakan situasi yang semakin rentan bagi stabilitas ekonomi jangka panjang negara ini.
Dampak Lingkungan Global Terhadap Kebijakan Ekonomi AS
Kekhawatiran Ray Dalio meluas tidak hanya pada utang, tetapi juga termasuk status dolar AS di pasar global. Jika negara lain kehilangan kepercayaan pada kapasitas ekonomi AS, mereka mungkin beralih ke mata uang lain, seperti yuan China. Hal ini tentunya akan mengancam posisi Amerika secara internasional.
Dalam forum global, Dalio menegaskan bahwa pergeseran ini bisa mengganggu tatanan moneter yang sudah ada. Jika investor menarik dan mengalihkan aset mereka, dampak negatif akan sangat terasa, baik bagi AS maupun seluruh sistem keuangan global.
Oleh karena itu, dia merekomendasikan kepada para investor untuk mulai melakukan diversifikasi portofolio mereka. Memiliki berbagai aset akan membantu melindungi dari ketidakpastian di pasar.
Rekomendasi Investasi Ray Dalio untuk Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi
Ray Dalio mengungkapkan bahwa dalam kondisi utang yang tidak berkelanjutan, penting untuk mencari alternatif investasi. Ia menyarankan agar para investor melihat obligasi dari negara yang memiliki kondisi keuangan lebih baik daripada AS, untuk menghindari kerugian akibat jatuhnya nilai obligasi AS.
Emas juga disebutkan sebagai aset yang berpotensi memberikan perlindungan terhadap inflasi. Selama periode ketidakpastian ekonomi, komoditas sering kali memberikan hasil yang stabil dan dapat diandalkan.
Selain itu, Dalio menyarankan pentingnya likuiditas dalam investasi. Dalam situasi di mana inflasi meningkat, menjaga fleksibilitas dan kemampuan untuk menyesuaikan alokasi aset akan sangat berguna, terutama di dalam rekening tabungan yang memberikan imbal hasil tinggi.
Pada dasarnya, semua langkah ini adalah upaya untuk meminimalkan risiko ketika menghadapi ketidakpastian ekonomi. Tindakan proaktif dalam diversifikasi portofolio bisa menjadi kunci untuk mengatasi tantangan yang akan datang.
Terakhir, perlu diingat bahwa meskipun situasi ini menakutkan, tidak semua pihak sepakat bahwa krisis keuangan besar akan terjadi. Meskipun Wall Street mengalami kecemasan atas utang yang terus menggunung, ada optimisme bahwa dengan kebijakan yang tepat, AS dapat mengatasi tantangan-tantangan ini.
Ray Dalio ditunjuk sebagai penasihat untuk BPI Danantara pada Maret 2025, menunjukkan keterlibatannya di tingkat internasional dalam kebijakan keuangan. Sebagai seorang investor global dengan pengalaman luas, suara Danilo patut diperhatikan oleh para pemangku kepentingan di berbagai sektor.
Dengan kekayaan bersih yang diperkirakan mencapai sekitar US$14 miliar, Dalio dikenal bukan hanya sebagai investor cerdas tetapi juga sebagai pemikir yang kritis tentang arah kebijakan ekonomi dunia. Observasinya membantu membangun pemahaman yang lebih baik tentang tantangan yang harus dihadapi oleh kebijakan moneter saat ini.