Tech · October 16, 2024 0

China Tangkap Buruh Pabrik iPhone, Alasan Penangkapannya

China Tangkap Buruh – Baru-baru ini, otoritas China menahan empat karyawan dari Taiwan yang bekerja di pabrik Foxconn di Zhengzhou, salah satu fasilitas manufaktur terbesar milik Apple. Pabrik ini dikenal sebagai pusat produksi iPhone terbesar di dunia, menghasilkan sekitar 80 persen dari total produksi iPhone global. Penangkapan ini langsung menarik perhatian publik dan memicu spekulasi, terutama karena terjadi di tengah hubungan yang semakin memburuk antara China dan Apple.

Berbagai komentar bermunculan terkait dengan penahanan ini, di mana banyak pihak melihatnya sebagai sinyal baru dalam ketegangan yang berkembang antara China dan perusahaan teknologi AS. Meski detail lengkap mengenai alasan penangkapan belum diungkapkan, kejadian ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi Apple di pasar terbesar mereka.

Penangkapan Karyawan Foxconn Bisa Berdampak pada Apple

Penahanan empat karyawan Taiwan di pabrik Foxconn di China tidak hanya menjadi masalah bagi Foxconn, tetapi juga dapat berdampak signifikan pada Apple, yang sangat bergantung pada Foxconn dan China untuk produksi iPhone. Mengingat sebagian besar iPhone di dunia diproduksi di fasilitas ini, situasi ini bisa mengganggu rantai pasokan Apple.

Laporan dari The Wall Street Journal mengungkapkan bahwa empat karyawan Taiwan tersebut telah ditahan oleh otoritas setempat, meskipun alasan penahanan mereka belum sepenuhnya jelas. Kondisi ini mulai memicu kekhawatiran di kalangan pejabat Taiwan, yang memantau situasi dengan cermat. Menurut pernyataan yang dikutip dari TechTimes, Rabu (16/10/2024), para karyawan tersebut dituduh melakukan apa yang disebut sebagai ‘pelanggaran kepercayaan’ oleh otoritas China, meskipun detail spesifik mengenai tuduhan tersebut masih belum terungkap.

Penahanan Karyawan Foxconn Timbulkan Kekhawatiran Investor

Hingga saat ini, rincian mengapa keempat karyawan Foxconn tersebut ditahan masih belum jelas. Namun, insiden ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan bisnis dan investor terkait dengan risiko beroperasi di China. Penahanan tersebut menyoroti tantangan yang dihadapi perusahaan internasional yang bergantung pada rantai pasokan di negara tersebut.

Dewan Urusan Daratan Taiwan (MAC) menyebut penahanan ini sebagai sesuatu yang “aneh” dan mengungkapkan kekhawatiran bahwa tindakan semacam ini dapat merusak kepercayaan investor terhadap China. Di tengah ketegangan yang semakin meningkat antara China dan Taiwan, MAC juga melaporkan bahwa tidak ada kerugian finansial langsung yang disebabkan oleh kejadian ini, meskipun potensi dampaknya terhadap kepercayaan pasar masih menjadi perhatian utama.

Penahanan Bermotif Politik?

Penahanan empat karyawan Foxconn di China diduga bermotif politik, mengingat hubungan yang memburuk antara China dan Taiwan dalam beberapa tahun terakhir. Langkah-langkah agresif China terhadap Taiwan, seperti latihan militer yang dirancang untuk memblokade pulau tersebut, semakin memperburuk situasi.

Laporan dari intelijen militer Inggris dan AS bahkan mengindikasikan bahwa Beijing sedang mempersiapkan diri untuk kemungkinan invasi ke Taiwan pada 2027, yang bertepatan dengan peringatan 100 tahun Tentara Pembebasan Rakyat. Ketegangan ini membuat berbagai perusahaan besar Taiwan, termasuk TSMC, yang merupakan pemasok chip utama Apple, mempersiapkan rencana darurat. Salah satu strategi yang dikembangkan adalah kemampuan untuk mematikan mesin secara jarak jauh guna mencegah akses China ke teknologi tinggi, jika invasi terjadi.

Langkah-langkah seperti ini menunjukkan betapa tegangnya hubungan politik di kawasan, yang memengaruhi perusahaan-perusahaan besar dan kepercayaan investor terhadap stabilitas operasional di China.

Penahanan Karyawan Foxconn Memicu Masalah Keamanan Nasional

Penahanan karyawan Foxconn di Tiongkok tidak hanya berdampak pada bisnis, tetapi juga menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan nasional dan risiko bisnis bagi investor asing. Dewan Urusan Daratan Taiwan (MAC) telah mengeluarkan imbauan agar warga negara Taiwan menghindari perjalanan yang tidak penting ke China, mengingat meningkatnya penerapan undang-undang keamanan nasional di sana.

MAC memperingatkan bahwa undang-undang baru ini telah menyebabkan semakin banyak orang Taiwan diinterogasi dan bahkan ditahan oleh otoritas Tiongkok. Hal ini meningkatkan kekhawatiran bahwa lebih banyak warga Taiwan, termasuk para profesional yang bekerja di perusahaan multinasional seperti Foxconn, bisa berpotensi menghadapi situasi serupa. Investor asing pun menjadi lebih waspada terhadap risiko beroperasi di China di tengah kondisi ini.

 

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.