Jepang – Jepang selalu dikenal sebagai negara yang penuh dengan inovasi teknologi yang unik dan menarik. Salah satu inovasi terbaru yang mencuri perhatian adalah mie ramen instan khusus yang dirancang untuk para gamer.
Nippon Ham baru-baru ini meluncurkan Boost Noodle, mie instan yang dirancang untuk gamer yang ingin menahan rasa lapar tanpa harus berhenti sejenak untuk memasak. Mie ini dikemas dalam kantong plastik yang praktis dan dapat dimakan dengan satu tangan, tinggal menyedot bagian dalamnya layaknya minuman kemasan.
Boost Noodle: Mie Instan Khusus Gamer dengan Kandungan Kafein
Boost Noodle tidak hanya praktis, tetapi juga memiliki komposisi yang menarik. Mie ini terbuat dari ubi jalar, dengan tambahan chashu daging babi dan menma (rebung fermentasi). Kuahnya merupakan campuran dari kaldu daging babi dan seafood, memberikan rasa yang kaya dan gurih.
Menariknya, setiap paket Boost Noodle juga mengandung 35 miligram kafein, yang dirancang untuk membantu gamer tetap terjaga dan fokus selama bermain.
Asal Usul Boost Noodle: Dari Ide Karyawan Hingga Produk Nyata
Menurut Nippon Ham, ide untuk menciptakan Boost Noodle datang dari seorang karyawan muda yang gemar bermain game dalam waktu lama. Karyawan tersebut menyadari kebutuhan akan alternatif yang lebih sehat daripada roti protein atau daging kering, yang sering kali mahal dan membutuhkan peralatan yang bisa mengotori.
Meskipun ide ini terdengar sederhana bagi perusahaan pembuat mie, proses membawa produk ini ke pasar memakan waktu dua tahun sebelum akhirnya bisa dinikmati oleh para gamer.
Tantangan dan Peluncuran Boost Noodle
Hambatan terbesar yang dihadapi oleh Nippon Ham dalam menciptakan Boost Noodle adalah menemukan cara untuk mencegah mie menjadi lembek dalam kuah kaldu tonkotsu. Solusinya ditemukan dengan menggunakan mie yang terbuat dari konnyaku ubi jalar dan mencampurnya dengan kuah kaldu yang lebih kental.
Selain itu, mie ini diproses melalui pasteurisasi, sehingga bisa disimpan pada suhu kamar hingga 90 hari. Boost Noodle diluncurkan pada akhir Juli lalu dengan harga 660 yen (sekitar Rp 72 ribu).
Baca juga artikel kesehatan lainnya.
