Tech · October 7, 2024 0

Meta Tantang OpenAI: AI Baru Hasilkan Video dengan Suara

Meta Tantang OpenAI – Meta, perusahaan induk Facebook, baru saja memperkenalkan model AI terbaru mereka yang diberi nama Movie Gen. AI ini dirancang untuk menghasilkan klip video beserta audio yang tampak realistis sebagai respons terhadap perintah pengguna.

Dengan inovasi ini, Meta mengklaim bahwa Movie Gen dapat menyaingi alat-alat canggih dari perusahaan rintisan terkemuka seperti OpenAI dan ElevenLabs, yang sebelumnya dikenal sebagai pionir dalam teknologi pembuatan media berbasis AI.

Contoh Kreasi Movie Gen: Visual Realistis dengan Audio

Meta menyediakan beberapa contoh kreasi yang dihasilkan oleh Movie Gen untuk menunjukkan kemampuan AI ini. Salah satu contohnya adalah video hewan yang tampak realistis sedang berenang dan berselancar. Selain itu, Movie Gen juga mampu memproses foto asli seseorang dan menggambarkan mereka sedang melakukan aktivitas tertentu, seperti melukis di atas kanvas.

Contoh-contoh ini menunjukkan fleksibilitas Movie Gen dalam menghasilkan visual dan audio yang terintegrasi dengan baik, memberikan hasil yang tampak alami dan realistis berdasarkan perintah pengguna.

Movie Gen: AI yang Mampu Hasilkan Musik dan Efek Suara Tersinkronisasi

Menurut Meta, Movie Gen tidak hanya menghasilkan visual, tetapi juga mampu menciptakan musik latar dan efek suara yang disinkronkan dengan konten video. Dalam posting blog yang dilansir oleh Reuters pada Minggu (6/10/2024), Meta mengungkapkan bahwa alat ini bisa digunakan oleh siapa saja untuk mengedit video yang sudah ada, memberikan fleksibilitas dan kreativitas bagi pengguna.

Salah satu contoh kreasi yang ditampilkan Meta adalah video seorang pria yang berlari sendirian di padang pasir, di mana Movie Gen menambahkan pom-pom ke tangannya secara realistis. Di contoh lain, alat ini mengubah tempat parkir dalam video seorang pria bermain skateboard, dari tanah kering menjadi area yang dipenuhi genangan air.

Meta Didenda Lebih dari Rp 1,5 Triliun karena Simpan Kata Sandi Pengguna Tanpa Enkripsi

Meta kembali terkena sanksi di Eropa, kali ini dengan denda sebesar 91 juta Euro atau setara dengan sekitar Rp 1,5 triliun. Sanksi ini dijatuhkan oleh Otoritas Perlindungan Data Irlandia (Irish Data Protection Authority) terkait penanganan data pengguna yang dinilai buruk.

Dilansir dari Gizchina (30/9/2024), denda ini berkaitan dengan tudingan bahwa Meta menyimpan kata sandi pengguna tanpa tindakan pengamanan yang tepat, alias tanpa enkripsi. Penyelidikan dimulai setelah masalah ini ditemukan selama pemeriksaan keamanan pada 2019, di mana Meta mengakui bahwa kata sandi disimpan dalam teks biasa tanpa perlindungan enkripsi.

Meskipun Meta bergerak cepat untuk memberi tahu Komisi Perlindungan Data Irlandia (DPC) tentang masalah ini, penyelidikan berlangsung selama beberapa tahun. Kini, lima tahun setelah pemeriksaan awal, Meta dikenai denda besar karena dinilai telah melakukan pengabaian serius terhadap perlindungan data pengguna.

Kenapa Simpan Password Tanpa Enkripsi Bisa Jadi Masalah

Menyimpan kata sandi pengguna tanpa enkripsi, atau dalam bentuk teks biasa, menimbulkan risiko besar bagi keamanan data. Kata sandi yang tidak diacak atau dilindungi membuatnya mudah diakses dan dibaca oleh siapa pun yang berhasil masuk ke sistem data perusahaan.

Jika ada pelanggaran keamanan dan seseorang mendapatkan akses ke data Meta, mereka dapat langsung melihat dan menggunakan kata sandi pengguna tanpa memerlukan upaya untuk mendekripsi atau memecahkan kode. Ini jelas meningkatkan risiko penyalahgunaan data.

Wakil Petugas Data Irlandia, Graham Doyle, menekankan bahwa penyimpanan kata sandi dengan cara ini tidak dapat diterima, mengingat tingginya risiko keamanan yang dihadapi pengguna.

Bantahan Meta Terkait Insiden Penyimpanan Kata Sandi

Meski mendapat denda besar, Meta menegaskan bahwa tidak ada bukti kata sandi pengguna telah dicuri atau digunakan secara tidak tepat. Seorang juru bicara Meta mengonfirmasi bahwa begitu kesalahan penyimpanan kata sandi ini ditemukan, perusahaan segera mengambil langkah cepat untuk memperbaikinya.

Meta juga menyatakan bahwa mereka telah bekerja sama sepenuhnya dengan Komisi Perlindungan Data (DPC) Eropa selama proses penyelidikan untuk memastikan bahwa tidak ada risiko lebih lanjut yang membahayakan data pengguna.

 

 

Baca juga artikel kesehatan lainnya.