Game Multiplayer yang Mati – Game multiplayer, yang dulunya hanya dianggap sebagai produk niche, kini telah berkembang menjadi salah satu pilar terkuat dalam industri gaming. Game-game sukses seperti League of Legends, Overwatch, dan Valorant adalah contoh dari bagaimana game multiplayer bisa mencapai popularitas yang luar biasa.
Namun, mengelola game multiplayer bukanlah tugas yang mudah. Berbeda dengan game single-player, developer harus terus memberikan konten baru secara berkala agar game mereka tetap terasa segar dan menarik bagi para pemain. Tanpa pembaruan dan inovasi yang konsisten, banyak game multiplayer yang gagal bertahan lama di pasaran.
Game Multiplayer yang Mati Terlalu Cepat: Daftar yang Harus Kamu Tahu
Karena tantangan besar dalam menjaga game multiplayer tetap relevan dan menarik, tidak mengherankan jika ada banyak game yang akhirnya dimatikan, dengan beberapa di antaranya bahkan mati terlalu cepat. Berikut adalah daftar game multiplayer yang mengalami nasib tersebut.
1. Concord
Concord adalah game hero shooter yang memiliki harapan besar untuk mengikuti jejak kesuksesan game-game serupa seperti Apex Legends. Dengan berbagai karakter menarik untuk dipilih dan gameplay berkecepatan tinggi, game ini tampak menjanjikan di awal. Namun, terlepas dari fakta bahwa Sony bertindak sebagai publisher, Concord tidak mampu menghindari kegagalan. Setelah dirilis pada 23 Agustus, Firewalk Studios, selaku developer, mengumumkan bahwa game ini akan dimatikan pada 6 September—hanya beberapa minggu setelah peluncuran. Sebagai bentuk kompensasi, mereka menawarkan refund penuh untuk siapa saja yang sempat membeli game ini.
2. Marvel Heroes Omega
Marvel Heroes Omega adalah versi konsol dari Marvel Heroes, game yang telah ada di PC sejak 2013. Game ini menawarkan pengalaman seperti World of Warcraft dengan mekanisme multiplayer RPG, skenario yang berbeda, dan mode raid yang memungkinkan pemain bekerja sama untuk menyelesaikan misi. Sayangnya, game ini mengalami nasib buruk. Setelah menghadapi masalah internal dengan karyawan dan kurangnya pembaruan konten untuk pemain, Disney, selaku pemilik Marvel, memutuskan untuk memutuskan hubungan dengan developer game ini. Akibatnya, Marvel Heroes Omega dihentikan pada tahun perilisannya, yaitu 2017.
3. Overkill’s The Walking Dead
Overkill Software pertama kali mengumumkan Overkill’s The Walking Dead pada Agustus 2014, dengan harapan game ini bisa sesukses seri Payday yang juga mereka kembangkan. Namun, alih-alih membobol bank seperti di Payday, pemain diajak untuk melawan gerombolan zombie mematikan. Bahkan, keterlibatan kreator Walking Dead, Robert Kirkman, dalam proses pengembangan game ini tidak cukup untuk menjamin kesuksesannya. Setelah dirilis pada November 2018, dukungan untuk Overkill’s The Walking Dead langsung dihentikan hanya beberapa bulan kemudian, tepatnya pada Februari 2019.
4. Kill Strain
Kill Strain adalah game multiplayer dengan konsep yang sangat menarik, di mana pemain dapat mengubah manusia menjadi monster untuk memperbesar peluang menang bagi tim mereka. Mekanisme unik ini, dipadukan dengan gameplay PvP shooter berlatar dunia fantasi, diharapkan dapat memberikan pemain pengalaman gameplay yang segar dan berbeda. Namun, meskipun konsepnya menjanjikan, game ini gagal menarik perhatian pemain seperti yang diharapkan. Kill Strain dirilis pada Juli 2016, tetapi sayangnya, game ini harus dimatikan pada Desember 2017 karena tidak mencapai popularitas yang diinginkan.
5. Infinite Crisis
Dua tahun sebelum kegagalan Marvel Heroes Omega, DC Comics telah mencoba peruntungannya di pasar game multiplayer dengan Infinite Crisis, game yang menampilkan karakter ikonik seperti Superman, Batman, dan Wonder Woman melawan musuh-musuh legendaris mereka. Sayangnya, meskipun menghadirkan karakter-karakter populer, game ini tidak disambut dengan baik oleh para pemain. Infinite Crisis hanya meraih skor 68% di Metacritic, dengan gameplay yang dianggap tidak lebih baik dibandingkan game sejenis seperti League of Legends. Setelah hanya lima bulan sejak diluncurkan, game ini akhirnya dimatikan untuk selamanya.
6. PlanetSide Arena
Menyusul kesuksesan seri PlanetSide, PlanetSide Arena dirilis sebagai game multiplayer shooter yang memanfaatkan senjata, latar, kendaraan, dan gameplay dari PlanetSide 2. Game ini menawarkan beberapa mode permainan seperti Deathmatch, Capture the Flag, dan Battle Royale. Namun, setelah beberapa kali mengalami penundaan, PlanetSide Arena akhirnya dirilis pada September 2019. Sayangnya, hanya beberapa minggu setelah peluncurannya, Daybreak Game Company, selaku developer, memutuskan untuk mematikan game ini karena jumlah pemain yang terlalu sedikit.
7. Crucible
Crucible adalah upaya pertama Amazon Game Studios dalam pasar game PC setelah sebelumnya fokus pada game-game tablet. Game ini menawarkan sepuluh karakter berbeda yang dapat dipilih dan beberapa mode permainan. Meski memiliki potensi untuk sukses, proses pengembangan yang panjang—hingga enam tahun—mencederai peluang tersebut. Crucible dirilis pada Mei 2020, tetapi hanya satu bulan kemudian, game ini kembali ke status closed beta, dan pengembangannya dihentikan pada Oktober di tahun yang sama.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.